Jumat, 07 September 2012

Pentingnya Komunikasi Terhadap Perkembangan Anak

E. Puspitasari
Pentingnya Komunikasi Terhadap Perkembangan Anak

Oleh : Enung Puspitasari

Komunikasi adalah salah satu bagian terpenting dalam keluarga untuk pembentukan dan
perkembangan anak. Komunikasi yang berjalan baik dalam keluarga akan membentuk
anak-anak yang terbuka, jujur, integritas dan bisa dipercaya. Namun dalam penelitian di
lapangan, banyak sekali ditemukan anak remaja yang tumbuh dengan perasaan

-perasaan
negatif, seperti pemarah, minder, mudah iri hati, mudah tersinggung, dan lain, Julianto Simanjuntak dalam bukunya " 9 Masalah Utama Remaja", kalau ditelusuri asal-muasalnya, perasaan negatif itu muncul karena sejak kecil orangtua tersebut tidak
bertumbuh dengan harga diri yang cukup. Sebagian lagi tumbuh tanpa pengarahan orangtua,
hanya dengan pembantu dan babysitter. Menurut Philip J. Henry, percaya diri dibangun
berdasarkan perasaan yang dipikirkannya tentang kemampuannya dibandingkan dengan
prestasi yang dicapai sehari-hari.
Percaya diri (harga diri, citra diri) adalah faktor pembentuk identitas diri. Penilaian yang salah terhadap diri sendiri dapat berakibat remaja melakukan bunuh diri, kecanduan obat-obatan terlarang, pornografi, alkohol, seks bebas, dan sebagainya.
Jadi, bisa dikatakan bahwa harga diri seorang anak salah satunya ditentukan oleh peranan
komunikasi dengan orangtua. Bila komunikasi orangtua berisi kalimat-kalimat positif, itu akan
sangat membantu perkembangan harga diri anak.
Tapi sebaliknya, bila komukasi orangtua berisi kalimat-kalimat negatif, itu akan menghancurkan harga diri anak tersebut.
Banyak kasus yang menimpa anak akibat dari pola komunikasi yang salah yang digunakan oleh orang tua.
Temuan yang ditemukan di lapangan, bahwa banyak orang tua yang berbicara dengan anak, sering menyampaikan pesan negatif terhadap anaknya. Seperti dengan mengatakan "mana
mungkin kamu bisa" ..."sudahlah kamu tidak usaha bermimpi" "kamu itu tidak bisa diandalkan".. "kamu itu selalu salah, apa sih yang mampu kamu kerjakan dengan baik ?".
Akibatnya anak merasa tidak didukung oleh orang tuanya.
Yang lebih parah lagi orang tua meyakinkan anaknya bahwa dia tidak mampu, bukan anak yang pintar dan bahkan orang tua menilai anaknya tidak berguna.
Sering kali tanpa disadari oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari, terlampau sering
menyampaikan pesan-pesan negatif pada anaknya. Mereka mudah sekali memberikan cap
negatif terhadap anaknya sendiri, Bukan memberikan pesan, nasihat atau masukan positif.

Membangun Komunikasi Yang Efektif

Jika kita mentelaa sesuatu yang keluar/terucapkan dari mulut kita, bukan sebaliknya dimana orang tua menjerumuskan anaknya sendiri melalui perkataan mereka, Akibatnya
anak menginternalisasikan pesan-pesan negatif tersebut menjadi bagian dirinya, Anak
kemudian mencitrakan dirinya dengan label negatif tersebut. Dampak negatifnya, hal itu
mendorong berkembangnya konsep diri negatif pada anak.
Mengapa pola komunikasi negatif antara orang tua dan anak bisa terjadi? Banyak penyebab, mengapa pola komunikasi negatif sering dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.
Salah satunya mungkin karena ketidaktahuan orang tua untuk bagaimana berkomunikasi yang positif dengan anaknya. Akibatnya, orang tua banyak melakukan kesalahan menerapkan pola komunikasi untuk mendidik anaknya.
Jika hal ini sering terjadi, tentu banyak akibat negatif yang akan dirasakan oleh anak maupun orang tua.
Pola komunikasi negatif dalam keluarga bisa pula muncul akibat pengaruh pola komunikasi antarpasangan yang destruktif. Pola komunikasi negatif ini kemudian diterapkan baik secara sadar atau pun tidak sadar pada anak. Pasangan suami-istri yang sering bertengkar secara destruktif, lebih cenderung menerapkan pola komunikasi negatif dengan anaknya.
Hal ini berbeda dengan pasangan suami-istri yang harmonis, mereka lebih positif dalam
berkomunikasi dengan anaknya, Apalagi diperparah dengan suasana emosi yang menekan dan
situasi perkawinan yang penuh dengan stres membuat anak semakin menderita. Anak lebih
banyak mendengar dan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Anak ikut merasakan
beratnya berada dalam lingkungan yang penuh distres. Anak menjadi korban situasi keluarga
kacau, kebutuhannya terabaikan, sehingga anak kekurangan kasih sayang dan perhatian.
Jadi perkembangan dan pembentukan anak tergantung dari cara kita berkomunikasi dengan anak.
komunikasi yang berisi kalimat positif akan menimbulkan hal yang positif bagi anak, tetapi komunikasi yang negatif akan memberi dampak negatif bagi anak. pilihan ada di tangan kita.
Read more: http://tanyajawabsemua.blogspot.com/2012/04/cara-memasang-tombol-like-facebook-di.html#ixzz262vad68x